Senin, 09 Agustus 2010

PAPANDAYAN, GARUT!!



WOW PAPANDAYAN !!!


yea! it's me :)
Sebenarnya keinginan untuk naik gunung selalu ada di hatiku. Tapi kesempatan tersebut selalu tidak berjodoh denganku, pernah aku dan teman-teman merencanakan untuk mendaki Semeru, gunung yang katanya tertinggi di Pulau Jawa itu. Rencana yang sudah sangat matang direncanakan dengan teman-teman di akhir perkuliahan. Impian itu pun harus kandas karena berbagai hal (baca : Impian Yang Hilang-Mahameru http://www.facebook.com/notes/putri-jennia-fasa/impian-yang-hilang-mahameru/482327818985). Bukannya kami sok ingin mendaki Semeru yang mungkin akan sulit untuk pendaki pemula seperti kami. Tapi demi sebuah impian, tekad, kebersamaan dan hal yang menakjubkan yang tak akan bisa dibeli oleh apapun yang akan kami temukan di perjalanan nanti dan di atas sana.
Tapi kepahitan karena kegagalan rencana pun harus kami terima. Ikhlas ...

terminal kalapa
Pembicaraan tentang Semeru sebenarnya tidak pernah kami tutup, tetapi jika terus mengingat gagalnya kami berangkat, rasa sakit hati dan kecewa selalu datang. Dari situ, kami berusaha mengalihkan perhatian lain, mengepakkan sayap pertemanan kepada teman pendaki dimana pun berada. Pernah juga aku ingin nekat berangkat mendaki Semeru dengan teman yang baru dikenal lewat situs fesbuk. Tapi kuurungkan niat setelah entah berapa malam bertempur dengan hati dan fikiranku. Yah, jangan terlalu dipaksakan, mungkin memang belum waktunya aku kesana.


Keadaan seperti itu, ingin sekali aku pergi. Kemanapun aku mau. Seorang sahabat tiba-tiba mengajak ikut Ekspedisi Papandayan. Entah darimana aku tak tau dia mendapat berita tentang Papandayan, tak apalah aku percaya saja sama dia. Singkat cerita, aku, abie, uji dan mbak fenti pasukan Semeru yang gagal akhirnya ikut acara Ekspedisi Papandayan yang belakangan aku tau ini acaranya K.P.F.A (Komunitas Penjelajah dan Fotografer Alam) itu.


Hari Pertama
Kamis, 29 Juli 2010. Berangkat dari Kampus UPI tercinta di Jl. Setiabudhi tepatnya dari kosan abie dan uji yang kini telah kuanggap sebagai sahabat sekitar habis dzuhur. Setelah packing paginya. Berangkat dari terminal Ledeng ke terminal Kalapa dengan susah payah karena berat beban yang ada di punggung ternyata menyaingi berat badanku sendiri. hmpf ... Di angkot, para penumpang melihat aneh ke arah kami, sesekali melihat kami dilanjutkan melihat tas kerir kami yang memang audzubilah tinggi dan besar. Haha biarlah ...



Sampai terminal Kalapa sekitar pukul 14.00 WIB, seingatku .. Langsung mencari bis tujuan Majalaya, dapat bis yang masih kosong melompong, kami langsung berburu tempat duduk di belakang agar leluasa meletakkan barang bawaan kami. Baru kali ini aku naik bis jurusan Majalaya, murah sekali, ongkosnya cuma Rp 4000 saja. He ... tapi belakangan aku tau ni bis memang banyak digunakan oleh para pedagang yang bawaannya pada bejibun, jadi ga heran deh kalo lama kelamaan bis ini sangat penuh sesak. Sekali lagi, biarlah kami dalam keadaan seperti itu, pengalaman.


Sore hari baru kami sampai alun-alun Majalaya, dijemput oleh seorang teman dari K.P.F.A. Setelah itu langsung naik angkot ke daerah Paseh. Tiba di tempat yang mereka sebut sekre atau talaga, sekitar pukul 17.30 WIB sudah ada beberapa orang di sana, ya ... cukup welcome lah ... :)


menjalin persahabatan dalam hangatnya tenda


malam harinya makin banyak orang yang datang ke sekre, nginep disitu karena pagi buta abis solat subuh rencananya kami akan langsung mulai perjalanan. Sayangnya sang ketua gabisa ikut dari hari pertama karena masalah pekerjaan.




Hari Kedua
Jum'at, 30 Juli 2010. Setelah solat subuh, tas kerir dan semua barang bawaan langsung dinaikkan ke atas mobil bak terbuka. Setelah berdo'a dan sedikit foto bersama kami langsung berangkat. Majalaya menuju Cibeureum. Disini kami mulai mengenal satu sama lain. Ada a momon anak Unikom itu yang kocak dan selalu bangga ketika menyebutkan namanya 'Herman Apriandani', ada Ape yang juga kocak, ada Bute yang awalnya cuma diem-diem aja, ada mang Ade yang ya ampuuuuuuun bahagia banget deh kalo denger suara dia saking ga pernah ngomong dan ada Sapii yang entahlah siapa nama aslinya. Pembicaraan yang penting ga penting kami lakoni. Melihat pemandangan alam subuh di Majalaya asik juga, ada gunung rakutak yang menjadi kebanggan warga Majalaya terutama mereka anak K.P.F.A yang jadi tuan rumah kami dan pembicaraan tentang Danau Ciarus yang katanya indah banget sampe aku sendiri penasaran banget pengen kesana.


Sampai di Cibeureum kami langsung menurunkan barang-barang bawaan kami. Cibeureum adalah checkpoint awal sebelum naik ke Papandayan versi Majalaya. hehehe ...
Kami langsung berjalan. Melewati perkebunan teh yang sangat amat luas. Melewati jalan berbatu yang tadinya aspal, rusak karena mobil yang melewati jalan itu adalah truk-truk besar yang mengangkut hasil teh dan mungkin para pekerja. Melewati desa pertama ... lapar ... oh iya, tadi pagi sejak berangkat kami memang belum makan apa-apa. Di perjalanan yang sangat panas itu dan jauh sekali akhirnya kami menemukan sebuah warung. Kami memutuskan untuk beristirahat dulu, ada nasi !! aku, mba, uji dan abi langsung membeli nasi. Sementara yang lain hanya membeli roko dan kopi, wow!!! kuat sekali, kata Ape, dia lebih kuat nahan lapar daripada nahan ga ngroko ato ngopi. Ya sudahlah .. itu pilihan hehehe


Setelah cukup beristirahat, kami meneruskan kembali perjalanan. Perjalanan yang sangat panjang ... ada mobil truk lewat, kami langsung memberhentikan dan minta izin ikut. Mujur !! kami semua naik truk, kami ikut sampai arah truk dan arah perjalanan kami sudah tak sejalan ... kami turun dan tak lupa berterima kasih. Kami meneruskan perjalanan dengan trek yang sama, jalan berbatu dan sejauh mata memandang hanya hamparan perkebunan teh saja dan tentunya di bawah terik matahari yang sangat menyengat.
Di persimpangan jalan, mereka anak laki-laki menentukan arah gunung papandayan. haha lucu disini, mereka berdebat tentang arah dan letak gunung papandayan. Ternyata belum ada seorang pun yang pernah mencoba melewati trek ini. Sudah beberapa orang kami tanyai, dan jawaban mereka pun berbeda-beda tentang letak gunung papandayan ... dan itu membuat kami semakin bingung saja. Karena waktu bersamaan dengan waktu solat Jum'at, akhirnya kita memutuskan untuk beristirahat dulu. Oh iya, ini sudah berada di desa kedua yaitu desa terakhir sebelum naik Papandayan. Sambil membicarakan dimana letak papandayan, sebagian besar dari kami ketiduran di pinggir jalan. Cukup lama kami beristirahat disini ... satu jam lebih mungkin. Rasa enggan meneruskan perjalanan sempat menggelitik. Karena panas sangat terik dan kepastian arah tak tentu, sempat membuatku merasa malas. tapi tidak !! aku langsung menepis perasaan itu. Tak terasa aku juga ikut tertidur di pinggir jalan itu ...




Kami dikejutkan oleh teman-teman yang tidak tidur membangunkan kami untuk meneruskan perjalanan karena mendapat tumpangan truk yang baru saja lewat. Alhamdulillah, dengan nyawa yang masih belum terkumpul semuanya secepat kilat kami langsung naik ke atas truk. Di atas truk, di sana sudah ada beberapa bapak-bapak yang mungkin juga ikut numpang seperti kami, dan ada beberapa anak sekolah berseragam putih biru. Woww !!!! sejauh itu mereka harus menempuh perjalanan sekolah, dengan trek jalan berbatu tajam. Sekolah yang jauh dari desa tempat mereka tinggal, tak ada angkutan umum pula. Jika mujur saja mereka mendapat tumpangan truk, jika tidak ???!! wah mereka harus menempuh perjalanan dengan berjalan kaki sejauh itu. Salut !!! jadi inget mama, kalo tau mama pasti akan bilang bahwa orang-orang seperti itulah yang biasanya berhasil, mereka yang punya semangat besar dan pantang menyerah .... sampai hafal aku sama kata-katanya mama. Lumayan jauh kami mendapat tumpangan, sampai perempatan hampir ujung desa. Bisa dibayangkan kalo kita tak mendapat tumpangan dan masih harus berjalan kaki di tengah terik matahari, mungkin sampai tengah hari kami belum sampai di ujung desa ini.


Kami turun dari truk dan sekali lagi mengucapkan terima kasih. Ada mesjid disitu, aku dan mba meminta izin solat dulu dan yang lainnya beristirahat di warung terakhir sebelum mendaki.


Setelah cukup istirahat, kami mulai meneruskan perjalanan. Dari sini kami tak menemukan trek jalan berbatu tajam yang bisa dilewati truk-truk itu. Kami melewati tea walk atau jalan di tengah perkebunan teh. Mengasyikan rasanya ... mulai memasuki trek sempit, terjal dan licin mungkin disini semalam hujan. Kami semakin semangat melakukan perjalanan. Sekitar pukul 15.00 WIB kami mulai memasuki kebun sayuran milik warga setempat yang sudah berada di ketinggian. Di sini kami memutuskan untuk istirahat sebentar, sedikit foto-foto ala penulis kalo katanya a momon. agak waspada di sini karena banyak anjing penjaga yang menggonggong yang membuatku terpaksa selalu mencari pegangan, pada siapa pun itu. Setelah sekitar setengah jam beristirahat, kami meneruskan perjalanan. Masih melewati kebun sayuran dan kembali memasuki perkebunan teh yang semakin agak terjal. Cukup lama kami berjalan sampai akhirnya keluar dari jalur itu dan masuk jalur setapak (jalan motor) yang berbatu. Menyusuri terus jalan itu, aku ingat di sini aku jalan berdua dengan mba fenti saja menyusul Ape dan a momon yang sudah jauh di depan sedangkan yang lainnya pun masih jauh di belakang. Hening ketika melewati jalan itu berdua saja dengan mba. Kabut tipis mulai turun dan bau belerang mulai tercium. Yeah!! sedikit lagi sampai batinku berucap. Semakin semangat saja, apalagi di sepanjang jalan itu aku bertemu dengan bunga edelweis yang kata kebanyakan orang bunga abadi itu. Bagus .. dan baru pertama kali ini aku bertemu dengan wujud asli di pohonnya .. hehheee
Langkahku dan mba fenti semakin cepat saja, dari kejauhan tampak bentuk tubuh Ape dan a momon melambai-lambai sambil memberi semangat yang entah kalimat apa yang mereka ucapkan, masih jauh sih ... hehe. Dan ketika aku dan mba fenti sampai, Ape langsung memberi salam, "selamat anda sudah sampai" katanya dan kami langsung menjatuhkan tas kerir ke rerumputan. fiuhhh ... lumayan cape ... Woww sampai ya ?? seneng deh, langsung aku duduk menanti teman-teman yang masih di belakang. Hari sudah sore sekitar pukul 17.00 WIB mungkin, dan matahari sore hampir terbenam di barat dengan indahnya. Lukisan yang sempurna. Teman-teman kami sampai. Ini namanya Tegal Alun ..... tidak ingin melewatkan keindahan ini, kami langsung saja foto-foto dengan berbagai gaya, mumpung mataharinya belum terbenam, dan memang hasilnya pun bagus, alami sekali.


Setelah cukup berfoto-foto, karena hari mulai sore kami bergegas mencari tempat ngecamp. Dari Tegal Alun, berjalan sedikit agak ke dalam kami dapat tempat ngecamp yang cukup luas. Persis di bibir tebing kawah. Subhanallah ..... dari sini kita bisa melihat jelas lukisan alam dengan sempurna. Indah sekali ... Kawahnya terlihat bagus dan jelas, gunung Cikurai pun terlihat dari tempat ini. Ga nyesel deh ikut kemping :)) Tadinya mau ngecamp di pondok salada, tapi karena ada yang bilang banyak sekali ulat di sana dan teman-teman kami ada yang takut ato geli mungkin sama ulat, gak jadi deh di pondok salada. Tapi, memang pemandangan yang disuguhkan lebih bagus di tempat ini daripada di pondok salada. Kalau di pondok salada, kita hanya bisa melihat tebing puncak tetapi kelebihan pondok salada, di sana banyak sekali pohon-pohon edelweis yang kalo kita liat pasti tangan geli untuk ga metik ! hehehe tapi ga boleh ah ...


Kami mendirikan tenda di sini, setelah itu juru masak kami yang baik sekali, mang ade dan ape langsung menjalankan tugasnya. Nasi, ikan sarden dan mie terasa enak sekali di makan bersama di atas ketinggian papandayan ini. Setelah makan, karena kecapaian dan agak sedikit hujan, kami langsung masuk tenda, aku ngantuk dan seperti biasa tidur duluan deh :p, aku terbangun jam 1 malam ternyata belum pake sleeping bag, pantes kerasa banget dinginnya .. di luar hujan, kedengeran gemericik airnya. Di kegelapan tenda, aku meraba mencari sleeping bag, dapat !! dan aku pun kembali tidur


mang ade






....




Hari Ketiga
Sabtu, 31 Juli 2010. Kami ga liat sunrise pagi ini, kesiangan kami bangun. Ketika keluar dari tenda, gila .. kabutnya juga tebal. Sejauh mata memandang ke bawah hanya ada warna putih menutupi. tak ada yang lain ... bekas hujan semalam membuat pagi ini terasa sangat dingin. Aku liat tenda kami yang basah, ayolah matahari cepat muncul ......
ku lihat mang ade, pake celana pendek ga pake sendal pula !! hebat .... kuatan ih .. udah sibuk sama kompor, nesting dan bahan makanan yang siap diolah. Ketika keluar tenda, Ape langsung menyodorkan segelas susu energen panas. Wah baik sekali orang-orang ini, padahal baru kemarin saja kami kenal. Baik, rajin menolong dan menghargai kami para perempuan. Jadi inget waktu kemaren di perjalanan, tas kerirku yang tinggi besar dibawakan sama Bute. Sedangkan aku, dibiarkan hanya membawa tas daypack saja, tas kerir abie juga yang super tinggi besar dan berat itu dibawakan sama Ape .. terima kasih ya, kalian teman-teman yang baik dan bertanggung jawab :p


Jadi inget perkataan seorang teman, "kalo ingin mengetahui teman sejati , ajaklah dia mendaki gunung. Karena disana semua ego akan muncul, sehingga apa yang dilakukan benar-benar keluar dari dalam hati. Disana akan tampak siapa yang akan meninggalkan ketika susah, dan akan tampak siapa yang akan selalu mendukung dan menjaga. Tak ada kepura-puraan. Siapa sebenarnya dia untuk kamu, akan tampak disana. Uda bisa jamin itu.”
Dan dalam perjalanan ini, tak sedikitpun kutemui ada egoisme. Semua saling melindungi, menjaga dan mendukung. Aku benar-benar bersyukur pernah melakukan perjalanan bersama mereka semua.




Setelah minum energen yang dikasih Ape, aku, mba dan yang lain beranjak hendak mencari air dan bersih-bersih seperlunya. Pagi itu, hanya mengobrol dan melihat pemandangan berharap awan cepat tersibak dan Cikurai pun muncul ... ah belum beruntung, kabut lebih kuat menguasai. Sekitar pukul 10.00 WIB kami turun ke kawah papandayan. Melewati trek turunan terjal ... tak lupa tas kerir untuk aksesoris foto-foto kami untuk bergaya seperti penulis katanya Herman Apriandani. Di sepanjang perjalanan, banyak kami bertemu dengan pendaki lain yang baru naik lewat jalur Kec. Cisurupan Garut. Banyak sekali, hemm ... ini malam minggu, lagi pada weekend-an. Saling menyapa walau ga kenal, itulah para pendaki ... Di gunung, merasa senasib sepenanggungan dan satu tujuan.
Subhanallah .... hanya kata itu yang bisa terucap di batinku. Indah sekali melihat kawah papandayan dari dekat, langsung hanya beberapa meter di depan mata kami. Kawah yang terus mengeluarkan asap putih tak hentinya, belerang yang meletup dan berkerak di bibir kawah, berwarna hijau seperti menyala saja. Merinding aku membayangkan kalau berada di dalamnya .. hahahaa eits ah astagfirullohaladzim ..


Cukup lama kami berada di sini, kegiatan utama yang dilakukan adalah BERFOTO. ya, kami tak ingin melewatkan momen ini. K.P.F.A dan GEO. Dingin sekali berada di sini, walau matahari sudah datang. Setelah di rasa cukup kami pulang ke kemah. Kembali melewati trek yang tadi turun terjal, kini jadi naik terjal. Tapi mengasyikkan sekali ...
Sampai di kemah, kami langsung makan sajian yang udah dihidangkan oleh mang ade. Mang ade ga ikut turun ke bawah soalnya, sekali lagi baik sekali mang ade ini. ga bosen deh mujinya juga heheheee ... masakannya enak banget mang ! Setelah makan, selanjutnya kami hanya mengobrol dan membicarakan gunung-gunung di Jawa Barat, dan keinginan-keinginan kami untuk mendaki ke tempat-tempat itu, baru kenal dengan anak-anak K.P.F.A ini tapi berasa udah kenal lama sekali. Sambil melihat pemandangan dari atas, dan kali ini mujur ! Cikurai terlihat .. bagus :)


malam tiba, langit papandayan sangat cerah, tidak ada awan dan bulan bercahaya kekuningan yang hampir sempurna. Dan bintang-bintang itu ... Subhanallah !! Milyaran jumlahnya, seluas mata memandang langit, hanya ada bintang-bintang yang indah di sana. Sambil berusaha menyalakan api unggun, obrolan yang ringan dan hangat mengalir begitu saja, membuat kami merasa menjadi satu keluarga. Tak lama, kami mendapat SMS kalau sang ketua, a dian sudah sampai di kawah. yeah !! papandayan, di atas gunung ini kita masih mendapatkan sinyal henpon, keren sekali !! bahkan uji aja sering apdet status fesbuknya ... heuu. Maka segera saja dua orang dari kami menjemput a dian dan ruli di bawah sana.


Setelah semuanya berkumpul, melingkari api unggun kembali mengobrol, suasana menjadi semakin hangat ... (panas malah gara-gara api unggun hee ..) sampai larut malam kami seperti itu, hampir pagi malah. Mataku dirasa sangat berat, ngantuuuuuuk banget dan seperti biasa aku beranjak masuk ke dalam tenda lebih dulu hee ...




Hari Keempat
Minggu, 1 Agustus 2010. Pagi-pagi kami sudah kembali ke plot tempat melihat pemandangan sempurna dari atas. Kawah dan Cikurai terlihat jelas. Entah darimana, a dian dan yang lainnya menghampiri dan membawa setangkai edelweis untuk kami. Aduh, ya Allah maaf ya kami petik edelweis nya ... :) sembunyi-sembunyi kami menyimpan edelweis, takut ketauan sama ranger !! Setelah dirasa cukup, kami main ke pondok salada yang terletak agak ke atas dari kemah kami. treknya biasa tapi licin, banyak saluran air di sini. Para pendaki yang kami temui kemarin, banyak yang berkemah di sini. Woww, pondok salada adalah surganya edelweis !!! banyak sekali pohon edelweis disini, langsung saja kami beraksi, jepret sana jepret sini berbagai gaya dicoba ... indah, disini pemandangan yang terlihat hanya tebing puncak. Cukup lama juga kami berada di sini .... Karena semakin lama panas matahari makin tak bisa di ajak kompromi, kami memutuskan untuk kembali ke kemah setelah sebelumnya menunggu teman-teman laki-laki yang mandi di bawah sana. Tiba di kemah, mang ade sudah menyiapkan makanan terakhir kami sebelum pulang. Makasih mang ade atas pengertiannya .. :)


Setelah makan, kami berkemas membereskan tenda, packing ulang, bersiap untuk pulang. Karena ada kepentingan lain dan mendesak, uji dan abie tidak bisa pulang bersama dengan kami. Mereka pulang melalui jalur Cisurupan Garut, teman-teman K.P.F.A yang merasa bertanggung jawab sudah membawa kami, tidak membiarkan begitu saja uji dan abie pulang melewati jalur berbeda. Setelah pembicaraan yang panjang dan alot dengan sedikit argumen uji abie vs K.P.F.A, akhirnya uji dan abie bisa pulang melewati jalur berbeda tetapi di temani salah seorang teman K.P.F.A yang lain. Ini yang menjadi perhatianku, teman-teman K.P.F.A ini sangat bertanggung jawab dan memperhatikan hal terkecil dari kami. terima kasih ... :)


Menjelang tengah hari, kami meninggalkan kemah dan mulai menapaki jalan pulang. Kembali melewati trek pemberangkatan. Ternyata perjalanan pulang, tak semulus ketika pemberangkatan ... Dari mulai turun gunung kami tidak menemukan truk yang bisa ditumpangi. Alhasil, kami terus berjalan kaki. Garut - Cibeureum .... dari tengah hari sampai jam 10 malam kami baru sampai di Majalaya. hmpf ... alhamdulillah Ya allah kaki saya masih terpasang benar pada tempatnya.


terima kasih teman-teman
terima kasih teman-teman K.P.F.A atas kebersamaannya dan kekeluargaannya, moga lain waktu kita bisa naik bareng lagi


Papandayan akhir Juli menjelang Agustus, sebuah perjalanan yang awalnya kuanggap sebagai pelarian ... tapi sekarang tidak sama sekali !!!! semoga mimpi-mimpi selanjutnya bisa aku wujudkan amin ......


PJF 8 AGUSTUS 2010 15.29 PM