Rabu, 12 November 2008

D. Agama dan Perilaku * nyuu !!

Sebagaimana dari pekerjaan berpengaruh awal terhadap hubungan antara agama dan pembangunan disajikan oleh Weber, yang mengusulkan bahwa pengendali terbesar dunia industri di Eropa dating dari katolik ortodok. Baru-baru ini vogel telah mengajukan pengendali besar untuk industrialisasi Asia Timur dalam beberapa tahun terakhir dimana perdaganagn dan perniagaan telah benar-benar berkembang dalam pusat tradisis Confucian ortodok.
Opini berbeda secara luas tentang peran agama bisa memainkan factor, baik yang positif atau negative, dalam pembangunan. Seperti Confucianism, banyak penulis mempertimbangkan ini sebagai kunci kepada pemahaman sukses ekonomi Asia Timur. Denagn begitu, di Singapura kesuksesan ekonomi dari orang-orang Cina disana menerangkan dalam kaitan dengan Confusianism, menekankan pada kualitas sebagaimana keyakinan kerja keras dan sikap baik pada orang tua. Cerminan Weber tahun 1958 argumentasi susila protestan untuk Eropa Barat pada awal revolusi industri. Itu adalah argumentasi bahwa Confucianisme menanamkan nilai seperti kerja keras, penghematan, pencapaian gol, kesetiaan keluarga, dll, yang menyiapkan orang untuk perilaku efektif di ekonomi pasar (Gourcvitch 198 : 1). Dan Downton meyakinkan masyarakat itu dengan Confucian-Buddhist yang mengakar terbukti lebih efektif dengan tantangan industri dan teknologi menjelang abad ke dua puluh satu dibandingkan …. Negara-negara itu dengan satu sebagian besar Kristen tradisi Hebraic (dikutip dalam Winchester 1991 : 61). Komentar serupa telah disampaikan tentang dunia muslim. (kotak 3.2). Di sisi lainnya, beberapa pandangan tampak mengabaikan dua fakta. Salah satunya adalah bahwa hanya empat puluh tahun yang lalu itu Confucianism secara luas dianggap sebagai satu factor penghalang menjelaskan kekurangan kemajuan ekonomi Asia Timur. Selain itu, diatas skala global, masyarakat dan ekonomi secara tepat ‘sebagian besar tradisi Christian Hebraic yang telah membuat sebagian besar kemajuan dalam menuju tantangan industri dan teknologi menjelang abad ke dua puluh satu.

Agama adalah prinsip kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dengan ajaran dan kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan itu. Perilaku adalah tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsanagan atau lingkungan.
Perilaku manusia dipengaruhi oleh agama. Agama juga berperan besar dalam perilaku positif atau negatif manusia. Seperti ajaran Confusianism (Kong Hu Cu), banyak yang beropini bahwa ini adalah kunci suksesnya ekonomi Asia Timur. Seperti contoh kesuksesan ekonomi di Singapura, yang terdiri dari banyak orang Cina yang mengacu pada ajaran Confusianism yang menekankan kerja keras, penghematan, dll.
Peta Agama di dunia

Ajaran Konfusianisme atau Kong Hu Cu (juga: Kong Fu Tze atau Konfusius) dalam bahasa Tionghoa, istilah aslinya adalah Rujiao (儒教) yang berarti agama dari orang-orang yang lembut hati, terpelajar dan berbudi luhur. Khonghucu memang bukanlah pencipta agama ini melainkan beliau hanya menyempurnakan agama yang sudah ada jauh sebelum kelahirannya seperti apa yang beliau sabdakan: "Aku bukanlah pencipta melainkan Aku suka akan ajaran-ajaran kuno tersebut". Meskipun orang kadang mengira bahwa Khonghucu adalah merupakan suatu pengajaran filsafat untuk meningkatkan moral dan menjaga etika manusia. Sebenarnya kalau orang mau memahami secara benar dan utuh tentang Ru Jiao atau Agama Khonghucu, maka orang akan tahu bahwa dalam agama Khonghucu (Ru Jiao) juga terdapat Ritual yang harus dilakukan oleh para penganutnya. Agama Khonghucu juga mengajarkan tentang bagaimana hubungan antar sesama manusia atau disebut "Ren Dao" dan bagaimana kita melakukan hubungan dengan Sang Khalik/Pencipta alam semesta (Tian Dao) yang disebut dengan istilah "Tian" atau "Shang Di".
Ajaran falsafah ini diasaskan oleh Kong Hu Cu yang dilahirkan pada tahun 551 SM Chiang Tsai yang saat itu berusia 17 tahun. Seorang yang bijak sejak masih kecil dan terkenal dengan penyebaran ilmu-ilmu baru ketika berumur 32 tahun, Kong Hu Cu banyak menulis buku-buku moral, sejarah, kesusasteraan dan falsafah yang banyak diikuti oleh penganut ajaran ini. Beliau meninggal dunia pada tahun 479 SM.
Konfusianisme mementingkan akhlak yang mulia dengan menjaga hubungan antara manusia di langit dengan manusia di bumi dengan baik. Penganutnya diajar supaya tetap mengingat nenek moyang seolah-olah roh mereka hadir di dunia ini. Ajaran ini merupakan susunan falsafah dan etika yang mengajar bagaimana manusia bertingkah laku.
Konfusius tidak menghalangi orang Tionghoa menyembah keramat dan penunggu tapi hanya yang patut disembah, bukan menyembah barang-barang keramat atau penunggu yang tidak patut disermbah, yang dipentingkan dalam ajarannya adalah bahwa setiap manusia perlu berusaha memperbaiki moral.
Ajaran ini dikembangkan oleh muridnya Mensius ke seluruh Tiongkok dengan beberapa perubahan. Kong Hu Cu disembah sebagai seorang dewa dan falsafahnya menjadi agama baru, meskipun dia sebenarnya adalah manusia biasa. Pengagungan yang luar biasa akan Kong Hu Cu telah mengubah falsafahnya menjadi sebuah agama dengan diadakannya perayaan-perayaan tertentu untuk mengenang Kong Hu Cu.
Setelah Confucius meninggal dunia pada tahun 479 SM, maka perkembangan ajaran Confucius diteruskan oleh murid-muridnya, yang seluruhnya berjumlah kurang lebih 3000 orang. Di antara mereka terdapat 72 murid utama yang paling menonjol, sehingga dijuluki ` 72 orang bijak '. Terdapat cukup banyak murid-muridnya tersebut yang memangku jabatan tinggi di pemerintahan. Golongan terpelajar yang mengikuti ajaran Confucius ini membentuk suatu aliran intelektual yang disebut " Ru Jia " (Golongan Terpelajar).
Faktor pendidikan dan pergaulan memegang peranan yang cukup penting juga khususnya dalam pembentukan karakter dan budi pekerti manusia. Hsun Zi berpandangan bahwa pada dasarnya sifat sejati manusia (Jen Sing) yang dibawa sejak lahir adalah buruk atau tidak baik adanya. Manusia belum
seluruhnya meninggalkan sifat-sifat buruk primitifnya. Manusia masih memiliki naluri yang kuat untuk makan bila lapar, minum bila haus, mencari tempat yang hangat bila kedinginan, beristirahat bila letih. Naluri-naluri tersebut mempunyai sifat buruk. Namun, sifat buruk tersebut dapat diubah
dengan pendidikan budi pekerti, sehingga manusia dapat berubah menjadi beradab dan baik. Demikian juga dengan pengetahuan mengenai kesusasteraan dan kesenian (musik) akan menghadirkan manusia-manusia yang dapat menghayati nilai kesejatian hidup ini. Walaupun demikian, Mencius dan Hsun Zi
sependapat, bahwa karakter dapat dibentuk melalui pendidikan. Oleh karena itu, menurut ajaran Confucius, nilai pendidikan bagi seseorang amatlah penting. Hal inilah yang mereka terapkan selama berabad-abad dalam rangka pembentukan karakter manusia.
Kesuksesan pengajaran Confucianisme pada masa dinasti Han terutama atas jasa dari Tung Chung-shu, yang pertama merekomendasikan sistim pendidikan harus dibina berdasarkan ajaran Confucius. Tung Chung-shu mempercayai bahwa kedekatan hubungan antara sifat sejati manusia dan alam; yakni perbuatan manusia dapat mempengaruhi berbagai fenomena di alam semesta. Segala bencana
alam dapat dipandang sebagai suatu peringatan terhadap manusia karena perbuatannya yang melanggar sila. Hal ini menciptakan ketakutan terhadap Yang Maha Kuasa dimana dengan kekuasaanNya, memiliki kekuatan yang tidak terbatas (omnipotent).
Analisis :
Tidak aada perbedaan antara keterangan yang ada di buku (translet) dengan referensi dari yang lainnya. Mereka sama-sama menerangkan ajaran Confusianism bahwa ajaran ini positif yang bisa mewujudkan kesuksesan ekonomi karena Confusianism mengajarkan sikap kerja keras, penghematan, lebih menekankan faktor pendidikan dan pergaulan. Mungkin tiu sisi positifnya. Sisi kekurangannya adalah bahwa empat puluh tahun yang lalu Confusianism secara luas dianggap sebagai suatu faktor penghalang kemajuan ekonomi di Asia Timur.

http://en.wikipedia.org/wiki/Image:Weltreligionen.png
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/message/1

Tidak ada komentar: