Kamis, 20 November 2008

tugas bwd geo poL ..

TEORI DARWINISME
Teori evolusi darwin lahir sebagai akibat ketidakpercayaan Darwin terhadap adanya pencipta dan juga tentang adanya penciptaan. Ketika dihadapkan dengan kemajuan IPTEK sendiri, terutama menyangkut genetika, teori ini terbukti kekeliruannya karena setiap makhluk hidup mendapatkan bentuk fisiknya dari gen induk yang tidak akan pernah berubah atau berevolusi seperti yang dikatakandarwin.

Bahkan telah terbukti berbagai rekayasa memalukan dari para pendukung evolusi, yang terkenal adalah kasus tengkorak manusia yang ditempelkan dengan rahang babi hutan di Inggris, yang dikatakan para pendukung evolusi sebagai tengkorak masa transisi dalam evolusi.

Lebih tragis lagi, teori evolusi Darwin telah menjadi inspirasi dari para penjagal manusia dalam melakukan genocida. Betapa Hitler ternyata adalah seorang pengagum Darwin, dan berambisi menciptakan ras unggul dengan membasmi semua orang cacat fisik dan lemah mental/idiot, begitu pula dengan tokoh-tokoh Komunis seperti Lenin dan Stalin juga bukan secara kebetulan adalah seorang pengagum teori evolusi Darwin. Singkatnya, teori evolusi Darwin tidak hanya menolak keberadaan pencipta dan penciptaan, akan tetapi memberi andil terhadap rasisme dan malapetaka dalam sejarah umat manusia.

Secara umum para ilmuwan saat ini terbagi menjadi dua, yaitu yang menerima adanya sang pencipta dan adanya penciptaan, sedangkan golongan satunya adalah yang menolak adanya penciptaan dengan mengusung teori evolusi Darwin. Sudah sering diadakan debat dan para pendukung teori evolusi selalu kelimpungan ketika dihadapkan dengan begitu banyak bukti ilmiah yang menunjukkan adanya pencipta dan penciptaan, bahkan termasuk pula dalam skala yang lebih luas yaitu mengenai asal usul alam semesta yang dengan kemajuan IPTEK mengarah kepada kebenaran adanya penciptaan alam semesta dengan keteraturan dan keakuratan tingkat tinggi lewat peristiwa Big Bang/ledakan dahsyat.

Singkatnya, lewat bukti-bukti ilmiah teori Darwin telah gugur, hanya saja sangat disayangkan masih dibela dan diagung-agungkan dengan alasan politis, bahkan mereka tidak segan-segan menggunakan cara-cara yang tidak fair, seperti misalnya buku Atlas Penciptaan karangan Harun Yahya dinyatakan sebagai buku terlarang di Perancis, bahkan Harun Yahya sendiri beberapa kali dipenjarakan dan disiksa oleh Pemerintah Turki (beberapa bulan yang lalu Harun Yahya kembali dimasukkan ke dalam penjara). Kebenaran adanya penciptaan mengalahkan teori evolusi Darwin amat ditakuti oleh pemerintah sekuler, karena mereka sejatinya memang menolak adanya eksistensi Tuhan dan tidak ingin kehidupan diatur dengan aturan-aturan Tuhan, walaupun di-KTP nya masih menganut sebuah agama. Agama bagi mereka tidak lebih dari sekedar basa-basi.

Nih, ada link situs mengenai keruntuhan teori evolusi darwin:

http://www.harunyahya.com/indo/index.php

Kelemahan Tenaga Kerja Indonesia
9 02 2008
Salah satu cara mengatasi pengangguran di Indonesia yang mencapai lebih dari 15% itu adalah dengan mengirimkan tenaga kerjanya ke Luar Negeri, menjadi TKI dan TKW adalah salah satu caranya…. Mau tidak mau, mereka sebenarnya adalah pahlawan Indonesia di Luar Negeri. Sayangnya pada saat mereka pulang ke Indonesia, perlakuan terhadap mereka adalah sangat tidak adil….
Diluar itu semua kalau kita mau melihat mereka dari sisi yang lain, sebenarnya nasib mereka adalah buah simalakama… pulang ke Indonesia di siksa, dan hidup mereka di rantaupun menjadi “siksaan” untuk mereka dan orang-orang yang terlibat…. Pertanyaannya adalah mengapa bisa begitu? Ada banyak faktor:
1. Kurangnya persiapan dari Indonesia untuk “pengenalan-pertama” mereka di luar negeri sering kali membuat mereka pun menjadi frustrasi dan akibatnya mereka melakukan kesalahan dan menyulitkan banyak orang, dari mulai agennya, orang disekitarnya, sampai mereka sendiri.
2. Cultural Shock, mereka yang bekerja sebagai TKI dan TKW adalah mereka yang datang dari kampung dan tidak pernah ter expose oleh budaya lain… dan sekali keluar dari tempurung, langsung berbeda sama sekali… tak pelak lagi mereka tidak cuma bingung, tapi juga shock; dari mulai kebiasaan sehari-hari, adat istiadat sampai masalah yang lain-lain
3. Masalah Pendidikan. Definisi TKI/TKW ini bisa banyak artinya, tapi pada umumnya adalah tenaga kerja kasar, umumnya mereka cuma menjadi buruh, baik itu kuli bangunan, perkebunan ataupun pembantu…. lebih baik dari ini adalah mereka yang mengalami sekolahan sedikit. Tapi yang paling menyedihkan nasibnya tentunya adalah yang kurang pendidikan, mereka maksimum cuma sampai SMP saja, tapi cukup berani untuk bekerja di Luar Negeri.
4. Masalah Bahasa. Harus di akui bahwa pengertian terhadap bahasa asing, terutama bahasa Inggris adalah sangat penting…. yang menjadi aneh untuk saya adalah bagaimana bisa Indonesia mengirimkan TKI/TKWnya tanpa pengertian terhadap bahasa Inggris. Memang pada saat sampai di tujuan (di arab misalnya) lulusan madrasah itu mungkin “bisa” survive dengan majikannya, karena majikannya orang Arab, tapi bagaimana selama perjalanan menuju Arab sana? Bagaimana interaksi mereka di luar rumah majikannya?
Kelihatannya masalah tersebut tak banyak, tapi itu semua masalah besar yang kalau di rinci secara detail dapat membuahkan bahan tertawaan, memalukan dan bahkan cerita sedih.
Akibat terbesar dari kelemahan tersebut diatas, disamping membuahkan cerita sedih tentunya juga berpengaruh kepada harga jual buruh indonesia, di mata international tenaga kerja indonesia termasuk tenaga kerja paling murah di dunia….
Permasalahan tentang TKI kembali mencuat, setelah sekian waktu tenggelam
dalam ketenangan. Ini terutama terjadi karena dilakukannya razia atas TKI
oleh pemerintah Malaysia.

Fenomena seperti ini sepertinya seringkali terjadi setiap tahun, dan sangat
disayangkan sekali kenapa selalu harus terjadi. Sebenarnya ada apa dengan
masalah TKI ini, sehingga untuk menyelesaikan permasalahannya saja
pemerintah Indonesia harus mengerahkan tiga menterinya? Apakah ini memang
merupakan komitmen serius pemerintah Indonesia dalam menangani masalah
TKI-nya?

Memang tidak akan pernah habis kita membicarakan tentang masalah TKI ini.
Silih berganti kejadian dan peristiwa telah diberitakan, mulai dari
penganiayaan TKI, pemulangan, bahkan sampai pada hukuman mati atas TKI
seperti yang terjadi di Arab Saudi. Melihat kasus-kasus yang telah terjadi,
maka dapat dianalisa secara perlahan-lahan mengenai permasalahan TKI ini.

Pertama, lapangan tenaga kerja dalam negeri yang kurang. Inilah yang
menyebabkan begitu banyaknya tenaga kerja Indonesia yang berbondong-bondong
ke luar negeri, meskipun mungkin dengan taruhan nyawa. Hal ini terjadi
karena sektor industri yang ada belum mampu menyerap seluruh tenaga kerja
yang ada di Indonesia, sehingga banyak sekali terjadi pengangguran di sana
sini. Serta tutupnya beberapa perusahaan-perusahaan yang ada, yang juga
mengakibatkan semakin bertambahnya jumlah pengangguran di Indonesia.

Kedua, upah buruh yang terlalu kecil. Dari berbagai survei tentang masalah
tenaga kerja disebutkan bahwa upah buruh yang ada di Indonesia paling murah,
dibandingkan negara-negara Asia lainnya. Upah yang sangat kecil ini jelas
sekali sangat tidak mencukupi kebutuhan keluarga, di mana semua harga
barang-barang yang ada selalu naik setiap tahunnya. Jadi upah ini jelas
berbanding terbalik dengan pengeluaran yang harus dikeluarkan untuk
mencukupi kebutuhan keluarga.

Ketiga, oknum PJTKI. Masih banyaknya Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia
(PJTKI) yang tidak mendapat izin dari Departemen Tenaga Kerja (Depnaker),
sehingga menyebabkan aliran TKI tidak terkontrol. Akibatnya bisa ditebak,
banyak kasus-kasus pemulangan TKI yang tidak lengkap surat-suratnya alias
ilegal. Akan tetapi, keberadaan PJTKI ilegal ini juga tidak lepas juga dari
adanya oknum-oknum negara yang ikut bermain di sini, sehingga PJTKI-PJTKI
ilegal ini tetap hidup dan berjalan.

Keempat, kurangnya perhatian dari pemerintah. Pemerintah sebagai pelaku dan
pelaksana pemerintahan dirasakan sangat kurang sekali perhatiaannya atas
nasib para tenaga kerja ini. Perhatian pemerintah terhadap para tenaga kerja
ini baru terasakan penuh mulai sekitar tahun 2000-an, atau ketika terjadi
kasus hukuman mati tenaga kerja Indonesia di Arab Saudi, serta pemulangan
besar-besaran tenaga kerja Indonesia oleh pemerintah Malaysia.

Dari keempat analisa penyebab terus adanya masalah dengan tenaga kerja di
Indonesia, maka dapat dilihat bahwa sebenarnya permasalahan itu semua
bersumber pada masalah dari dalam negeri Indonesia sendiri. Jelas di sini
ada masalah ekonomi, pemerintahan dan sosial (politik) yang terjadi.

Masalah ekonomi yang dimaksud adalah bahwa sektor industri yang ada
kurang/belum mampu menyerap tenaga kerja yang ada. Di samping itu banyak
sekali perusahaan yang tutup. Serta harga-harga yang terus melambung tinggi
hampir tiap tahun, yang biasanya seiring dengan naiknya harga-harga minyak
dan gas (migas).

Sementara untuk masalah pemerintahan, dikarenakan masih banyaknya
oknum-oknum "kotor" yang ikut memperkeruh masalah TKI ini, di samping
permasalahan tentang PJTKI-PJTKI ilegal yang ada. Untuk itu diperlukan
pengaturan yang jelas untuk masalah PJTKI-PJTKI ilegal ini, serta hukum yang
jelas atasnya.

Masalah sosial (politik) adalah tingkat sosial masyarakat di Indonesia
terutama pendidikannya yang masih rendah, sehingga tingkat kerjaan yang
didapat pun bukan di tingkat profesional. Sehingga, hasil yang diperoleh pun
juga sedikit sesuai dengan tingkat pendidikannya. Berlandaskan pendidikan
yang seadanya itu, maka tak ada bargaining position dalam memilih pekerjaan
yang layak.

Setelah melihat permasalahaan-permasalahan yang ada, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa permasalahan para TKI ini bukan hanya semata-mata dari TKI
itu sendiri, tetapi juga banyak pihak yang ikut terlibat di dalamnya. Untuk
itu diperlukan aturan yang jelas, baik dari negara atau pun aturan umum yang
harus dipatuhi secara bersama. Aturan-aturan itu juga harus didukung oleh
para penegak hukum, sehingga tercermin contoh yang baik bagi masyarakat.

Hal-hal tersebut diperlukan supaya tidak ada lagi kasus-kasus penganiayaan,
pelecehan, dan sebagainya terhadap tenaga kerja Indonesia. Serta hubungan
diplomatik yang kuat dengan negara-negara penerima TKI ini harus juga
diperkuat, sehingga setiap masalah terhadap TKI ini dapat diselesaikan
dengan bener-benar serta tidak ada masalah dengan hubungan bilateral antar
dua negara.

Jadi, pada dasarnya permasalahan terhadap TKI ini merupakan masalah bersama,
baik itu dari masyarakat ataupun dari pemerintah harus bersama-sama kerja
sama dan sama-sama kerja dalam kemenanggulangi masalah ini, supaya kehidupan
berbangsa dan bernegara menjadi lebih baik lagi. Dan juga diharapkan
pemerintahan yang baru ini bisa lebih serius mengamati masalah TKI ini.***
Ilmu politik adalah cabang ilmu sosial yang membahas teori dan praktik politik serta deskripsi dan analisa sistem politik dan perilaku politik. Ilmu ini berorientasi akademis, teori, dan riset.
lmuwan politik mempelajari alokasi dan transfer kekuasaan dalam pembuatan keputusan, peran dan sistem pemerintahan termasuk pemerintah dan organisasi internasional, perilaku politik dan kebijakan publik. Mereka mengukur keberhasilan pemerintahan dan kebijakan khusus dengan memeriksa berbagai faktor, termasuk stabilitas, keadilan, kesejahteraan material, dan kedamaian. Beberapa ilmuwan politik berupaya mengembangkan ilmu ini secara positif dengan melakukan analisa politik. Sedangkan yang lain melakukan pengembangan secara normatif dengan membuat saran kebijakan khusus.
Studi tentang politik diperumit dengan seringnya keterlibatan ilmuwan politik dalam proses politik, karena pengajaran mereka biasanya memberikan kerangka pikir yang digunakan komentator lain, seperti jurnalis, kelompok minat tertentu, politikus, dan peserta pemilihan umum untuk menganalisis permasalahan dan melakukan pilihan. Ilmuwan politik dapat berperan sebagai penasihat untuk politikus tertentu, atau bahkan berperan sebagai politikus itu sendiri. Ilmuwan politik dapat terlihat bekerja di pemerintahan, di partai politik, atau memberikan pelayanan publik. Mereka dapat bekerja di Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) atau pergerakan politik. Dalam berbagai kapasitas, orang yang dididik dan dilatih dalam ilmu politik dapat memberi nilai tambah dan menyumbangkan keahliannya pada perusahaan. Perusahaan seperti wadah pemikir (think-tank), institut riset, lembaga polling dan hubungan masyarakat sering mempekerjakan ilmuwan politik.

1 komentar:

Putri Jennia Fasa mengatakan...

rajin banget ya aku zaman kuliah, tugas-tugasnya dimasukkin blog ... haha
karena komputer rumah yang super lemot itu .. yang layarnya kadang kuning ijo selalu tak bisa diajak kompromi, dulu flashdisk belom famous. yang 512 MB aja harganya ampun deh .. jadi yaa cara satu-satunya aku selametin lewat blog aja :D